TEKNIK PEMBIBITAN BUDIDAYA TANAMAN NANGKA
- Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya,karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan.
- Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit).
Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam memilih bibit nangka yang baik adalah
a.Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap hama dan penyakit).
b.Bibit harus sehat yang dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat,lurus dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar dan mengkilap.
Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulitbiji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan.
Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering.Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah selama 3 bulan.
Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawalisetelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan.
Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan khususdan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya antara laincepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak yang asalnya dari biji.
Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
a)Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira 2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yang terbawa dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
b)Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar 2-3 cm dan panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya dan lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yang dipotong. Kemudian ikatlah dengan tali rafia dan mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).
c)Pada okulasi yang berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus dan tidak dirusak karena digoyang-goyang angin.
Bahan untuk cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru yang berada di cabang pohon maupun tunas ranting yang belum produktif.
Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit sekeliling dalam 3-5 cmlebarnya. Luka yang telah dibuat dibiarkan kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau humus yang telah dibasahi dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi lobang-lobang kecil.
Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dalam kantong-kantong plastik yang sudah tersedia dibedengan sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis. Biji akanberkecambah dengan rata-rata daya kecambah dan persen jadi tanaman ± 90 %.
Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karenabibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan inidapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari.Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu rapat dan menghadap kearah timur guna mencegah penguapan air yang terlalu cepat.
Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman tanaman nangka dapat dilakukan secara teratur tiap hariuntuk mencegah kekeringan. Penyiraman ini dilakukan kalau belum ada hujan.Semai dari cangkokan sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.
Pemindahan Bibit
Bibit yang akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebihdahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore haridan dikerjakan dengan hati-hati.
Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit yang telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam.
Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu masih muda sekali,yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab gangguan terhadapperakaran dapat mematikan bibit itu.
Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm dan berumur 1-1 1/2 bulan.Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas pohon pangkal dan lukanya ditutup parafin.
Untuk okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah dan tidak hujan. Bibit dari cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak dan cangkok dapat diambil. Setelah disapih beberapa hari,cangkok dapat ditanam di lapangan.
Sumber:Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS